Saya : "Ntar gimana bilang sama mama?"
Dia : "Ya bilang aja aku yg belikan. Bilang jujur aja, kan memang aku yg mau"
Saya : "Ntar mama kaget gimana?"
Dia : "Kaget? Disuruh langsung? Iya nggak papa bu.. saya mau banget"
Saya : "Hiiiiiih.. maunya situ"
Dia : "Bilang aja dah dapat dari kuaci"
Saya : "Kapan kuaci ada hadiahnya? Dari ciki gitu aja ya?"
Dia : "Iya. Dapat dari ciki aja gin.."
Beberapa hari kemarin kita semua lembur. Nggak tanggung-tanggung, harusnya pulang jam setengah 5 sore jadi jam 7 kurang dikit. Gara-gara nunggu broker dari Amuntai. Kita disogok pake KFC, yah lumayanlah sedikit bikin senyum di perut.
Masing-masing pada ngabarin orang rumahnya kalau pulang telat. Saya ngabarin mama jam 5.
"Mah, pulang telat. Sama semuanya kok"
"Jam berapa?"
"Ya nggak tau"
"Ya"
Trus ngabarin mas-mas di ujung kulon sana..
"Aku pulang telaaaat *emoticon sedih*"
"Sampe jam berapa?"
"Nggak tau.. *emoticon nangis*"
"Sendiri kah?"
"Sama yg lain sih.."
"Oh.. aman! Aku mau pulang ya"
*ampuuuun, aman? Aman katanya?*
Trus jam 6 lewat mama sms
"Masih lama?"
"Iya.. belum datang kok"
"Aku ke sana kah? Tak bawakan kopi kah?"
"Ngapain?"
Kopi? Ngapain? Bukan begadang ma
* Diacara nikahan anak temen mama, yg juga adek kelas saya*
"Itu kok mirip pengantin cowoknya. Eh bukan, adeknya apa ya? Eh, itu kan..." *dalam hati saya*.
Waktu itu pergi bareng mama, azka, mama azka. Waktu mau masuk gedung saya ngeliat satu orang. Nggak tau kenapa dari banyak orang langsung nyangsang ke situ aje matanya. Itu Mr. K !!
Ternyata saya masih ingat dia ya, he. Masih kayak dulu, cuman agak gendut, tapi yg jelas tingginya nggak nambah. Dia jalan di depan dan ada mbak-mbak di belakangnya. Cantik sih, tapi masih oke saya *pembelaan diri dikala terpuruk*. Akhirnya dia berani sama mbak-mbak.
Mata saya nggak lepas, ternyata saya masih kayak dulu, rasanya juga belum ilang bener ya. Sudah berabad-abad padahal. Baguslah kalau sudah nemu. Saya mau nangis bombay dulu di belakang..
Haaaaaaaah
*kangen itu, helaan napas yg tidak melegakan* -main hati-
Tadi selasa 17 Desember 2013, meeting di Banjarmasin. Jam setengah 8 udah siap mau keluar rumah. Ada yg telpon..
"Di mana kamu, tik?"
"Hah? Di... jalan udah"
"Jalan mana?"
"*ka--ret*, di.... 33"
"Cepeti"
"Iya..."
Saya super ngebut, jalan 65. Perasaan kemarin sore janjinya jam 8 sampe kantor. Udah sampe kantor, absen, langsung berangkat ke Banjarmasin. Ternyata mampir bandara, jemput orang Samarinda sama Balikpapan.
"Aku ke Atm bentar ya"
Saya ditinggal dalam mobil, kacanya dibuka separo, dan mobilnya DIKUNCI DARI LUAR. Ayo tebak saya ngapain aja selama lebih dari setengah jam dalam mobil yg dikunci dari luar?
* Chatting sebentar sama mas-mas.
* Bbman sebentar sama temen dan ngadu kalo kondisi saya sedang dalam penyanderaan bos.
* Sms vaksinator dan tante Atikah.
* Nginget acara ngedate kemarin sambil cengengesan.
* Baca buku.
* Karena bosan.. akhirnya ngeliatin supir taxi yg muda-muda.
Sampai di Banjarmasin sudah pasti telatnya. Meeting sampai jam setengah 1 siang. Dan tiba-tiba ada kabar nggak enak dari orang sebelah saya..
"Aku pulangnya sore, kamu naik taxi aja!"
Ayo tebak saya bisa ngapain lagi sekarang?
* Saya ngomel sedikit, tau gitu naik kendaraan aja.
* Saya bingung gimana naik taxi sendirian dari Banjar ke Banjarbaru?
* Saya tanya mbak maya harus naik taxi apa, dan jawabnya taxi oranye.
* Saya ngadu ke mas-mas tampan, dan dia suruh saya naik taxi oranye juga sambil bilang ati-ati.
Akhirnya kita makan siang dulu, nasi padang. Saya suka masakan padang, biasanya ayam balado. Tapi tadi itu lauknya daging plus telor yg bumbunya nggak meresap. Yap masih putih, saya nggak bisa makan ke duanya.. iya.. saya cuma makan beberapa suap *ngenes*.
Minta antar tante Mada ke depan buat cari taxi. Berhubung dua orang informan nyuruh saya cari taxi oranye, itu jadi patokan saya. Ternyata ada taxi biru ngampirin.
"Da', itu kah?"
"Nggak tau, bukan oranye. Tanya dulu gin"
Saya naik itu! Lumayan tenang karena agak kosong dan ada ibu-ibunya. Selama di jalan saya mikir yg enggak-enggak. Tau kan banyak berita jelek tentang angkot? Ternyata om nya baik..
"Turun di mana ding?"
"Dekat dealer itu om"
"Jauh kah masuknya?"
"Enggak, dijemput teman kok. Berapa om?"
"10000 aja"
"Makasih lah om..."
Cereneng... mbak Esty datang kayak istri pahlawan. Fiuh.. rasanya panjang jalannya hari ini. Capek..
"Dee, udah sampai apa belum?"
"Sudah jam 2 lewat, tadi lowbat waktu chatt nya masuk ga sempet bales"
"Oh.. pantes. Gimana naik taxi nya?"
"Takut.. ternyata Om nya baik"
"Hiiihh gitu aja takut"
"Sudah sampai?"
"Belum, masih di pulpis"
"Oh.. ati-ati, aku mau pulang dulu.."
"Iya *tiiiiit*"
Lumayan, bikin senyum setelah merengut dan ngedumel seharian.
"Ih enaknya bisa bikin kue gitu"
"Yo belajar no.."
"Berarti mbak ini ibarat buah jatuh tidak jauh dari pohonnya! Kayak bule' pinter bikin-bikin"
Itu obrolan tetangga belakang saya sama mbak ipit, waktu mbak ipit lagi bikin kue. Saya mikir tentang pepatah itu. Iya sih mereka sama-sama bisa masak, bisa juga bikin kue. Bener-bener jatuh di bawah pohon mama. Dalam hati saya bilang..
"Trus aku jatuh ke mana? Nggelinding ke mana?" *ngenes mendadak*.
Anggap 4 tahun kemudian setelah mbak ipit lahir, daerahnya miring.. jadi saya jatuh ke deket pohon mbah saya yg suka hewan *pembelaan diri*.
Olahraga malam.. Jalan cepat, ngejar ibu dan anak yg ada di depan :D..
@DutaMall -beli buku sama Hafiz dan ibu-
Tadi di daerah saya hujan lebat. Dari sore kodoknya bunyi. Macem-macem bunyinya..
Kata susan suara kodok itu rekotok rekotok
Kata film kartun suara kodok itu webek webek
Kata mama saya suara kodok itu kungkong kungkong
Hujannya awet sampai malam ini, kata dia dikasih pengawet. Haaaah enak, dingin, bawaannya ngantuk. Nonton tv acaranya nggak jelas semua. Nggak ada yg diajak ngobrol. Puufft.. tiduuuuurrr.. saya suka malam yg lagi hujan. Tidur semuanya..
Sewaktu yg bukan apa-apa, memberi lebih dari yg apa.. Itu menggiurkan!
Sewaktu yg bukan apa-apa, mengerti lebih dari yg apa.. Itu menggiurkan!
Sewaktu yg apa-apa.. Datang lagi pelan-pelan.. Bukan apa-apa, nggak ada apa-apanya!
Suasana di rumah lagi sedih..
Jadi hari ini Doni pertama kalinya tanding karate. Kami semua gugup! Dari pagi sudah telpon buat kasih semangat dia. Sampe-sampe saya rencana rela ngeluarin uang yg belum tau berapa banyak *huaaa* kalau dia menang. Mau makan apa aja, hajarr!!
"Doni kena kelas berapa?"
"Kelas 36,5 kg"
"Kemarin cuma jurus aja ya?"
"Iya.. cuma Kata aja"
"Doni pernah sparing?"
"Yaiya, kalau latihan aku sparing"
"Oooh iya nggak papa, semangat ya biar menang. Ntar kalau menang kita makan enak ya..."
"Iyaaa"
*uaaaaangku*
Magrib tadi mama telpon, katanya sudah menang 2x tanding tinggal final penentuan. Dan barusan bapaknya sms:
"Mak doni kalah di final. Jadi juara dua aja".
Mama buru-buru telpon balik. Dan akhirnya bilang ke saya:
"Kalah dek... lawannya juara nasional".
Otomatis saya ngakak, otomatis mama sama mbah nangis. Hahahaha.. nggak apa-apa, buat pengalaman adek saya. Juara 2 se Kalimantan! Bukan Kal-Sel lhoo tapi se KALIMANTAN! Iiiih sumpah, bangganyaaaa nggak ketulungan.
Love you, muah *kecupkecupkecup*
Kebalikan dari cinta itu bukan benci, tapi tidak perduli.
- Main Hati -
Ini bikin capek! Di mana jadi sering muncul dengan jangka waktu yg pendek. Ini berputar terus! Di mana setiap "pos" selalu harus ada isinya, nggak boleh kosong.
Kayak order pakan! Harus ada pakan yg keluar dari pabrik, disaat yg sama ada pakan di pelabuhan surabaya, dan ada pakan yg datang di pelabuhan banjar. Harus ada, setiap pos nggak boleh kosong.
Dulu jangka waktu panjang. Siapa yg salah kalau gini? Saya pasti lebih besar. Tapi saya nggak akan membesarkan itu tanpa ada alasan. Dan alasan saya itu ada yg membuat.
Come on
Ini acara ulng tahun ke 11 Doni. Semua serba buru-buru. Buru-buru bikin kue takut mati lampu. Buru-buru beli buku angry birds kesukaan dia but kdo. Buru-buru beli lilin yg akhirnya kepilih yg jelek, dan patah jadi 2.
Dia malu-malu gitu hehe.. selamat ulang tahun ya mas Doni.. semoga tambah pinter, rajin, ramah, sukses, nurut, nggak nakal, jadi anak buah saya selamanya hahaha *ketawajahat*. Mbak ika sayang Doni! Muuuuuaaaaaaahhhh
Perempuan dilahirkan menjadi ahli sejarah yg tidak akan pernah lupa janji dan perlakuan laki-laki terhadapnya. Sementara laki-laki selalu jadi penderita amnesia yg hilang ingatan setiap terjadi perdebatan dengan perempuan.
* Main Hati *
Nggak sadar angguk-angguk kepala lumayan kenceng sambil cengengas cengenges..
Come on..
Kamu punya sesuatu yg di "pandang"! Saya tau, mereka tau, yg lain tau.. Tolong mulutnya dijaga. Nggak semua orang bisa nerima sifat kamu. Nggak semua orang bisa nerima pemikiran kamu. Nggak semua orang bisa mengiyakan semua maunya kamu! Saya termasuk salah satu dari orang-orang yg nggak bisa itu.
Teruntuk yg mengkilat besar dan bersinar dari kejauhan dan dari dekat.. hayya!!
"Waktu seumur aku dulu, sudah mikir nikah belum?"
"Kamu 25 ya? Belum. Aku mikir nikah waktu 28"
"Tuh kan.. nggak salah kan aku juga mikir umur 28"
"Tapi aku nyesal. Tau gitu aku mulai dulu nikah aja, pasti sudah punya anak".
Obrolan sama teman, yg umurnya di atas saya.
Tetangga belakang rumah saya punya peliharaan baru, monyet! Sudah agak lama sih, tapi baru tadi saya berani liat. Biasanya saya cuma dengar dia teriak-teriak diganggu anak kecil. Tadi sore saya bawa azka ke situ.
Yg pertama saya liat, nggak ada pisang. Kasian! Yg ke dua saya liat kakinya buntung! Saya tanya ke yg punya katanya gara-gara dijerat orang, infeksi, digigitin, putus. Kakinya dipegangin dijilat-jilat. Saya kasih dia pisang. Pikiran saya sudah mau pergi ke dokter Akbar aja, tapi takut mahal. Apa tanya pak Agung? Tapi bisa nggak dia nanganin monyet?
"Mas, nggak apa-apa kah kakinya itu?"
"Nggak papa tuh. Kasian sih.. dia suka banget sama pisang!"
*obrolan sama yg punya monyet*
Hah?
YAIYALAH SUKA PISANG! MONYET GITU LOH!
Saya :
Saya bela-belain semuanya buat dia. Dia? Alakadarnya ke saya. Sewaktu saya disuruh datang dalam waktu 10 menit, saya datang. Sewaktu saya perlu dia entah itu setengah jam kemudian atau 1 jam, dia nggak datang. Dia lupa, saya ingat. Saya ingat, dia lupa. Sewaktu saya mau balas itu semua, apa salah? Saya mau dia tau gimana rasanya jadi saya.
Itu saya, he... Nggak pernah bisa ngelupakan salah orang ke saya. Walaupun saya masih bisa senyum di depan mereka semua. Huuuusaaaa ahoy!
Tadi siang nonton berita di TV. Ada berita tentang jembatan roboh, anak sekolah pada nyebrang naik getek.
Mas S : kasiannya, mending aku dulu jalan kaki 1 km aja. Tapi selama 6 tahun haha..
Saya : hah, Jauhnya mas?
Mas S : iya. Tapi lebih sakit aku sih, sekolah SD itu lebih sering pake sandal
Saya : tahun berapa mas?
Mas S : tahun 90 an aja
Saya : mas lahir tahun?
Mas S : 84. Tua kan? Haha
Saya : seumuran kakakku
Jaman mbak saya Sd, alhamdulillah bisa pake sepatu. Jaman mama saya sekolah itu yg masih pake sandal. Mas, kerja yg rajin.. biar anaknya ntar bisa jauh lebih enak. T.T sumpah terharu plus nganga.. haaaaah makasih ya allah saya lebih beruntung.
Obrolan malam seputar Big Bos yg naik haji tahun ini.
"Ntar kita nyusul juga ya ke sana" kata saya.
"Iya. Kalau dapat undian ya, he. Kalau ngandalkan gaji nggak sanggup. Rumah aja belum punya" katanya.
"Siapa tau 5 tahun lagi gajinya 5x lipat dari sekarang"
"Iya, aamiin"
Saya nonton TV tadi siang, ada bapak-bapak tukang becak yg naik haji tahun ini. Tau dia nabung berapa lama? Kalau nggak salah dengar 22 tahun! Pokoknya 20 tahun lebih. Dia sisihkan uang belanja bulanan keluarganya Rp 25000,-. Pendapatan setiap hari nggak nentu.
Idiiiih, saya nggak mikir ke situ lho! Yg saya pikir naik haji itu mahal dalam hal ongkos, dan itu lama atau susah dijangkau. Tapi bapak itu bisa aja, walau cuman narik becak. Niatnya mantep!
Heeeeh, sisihkan ya sisihkan uang bulanannya...
Hari selasa kemarin, saya ke pasar selasa sama mama, mama azka, azka. Niatnya cuma beli sayuran, tapi akhirnya mampir ke toko yg jual baju tidur. Ada anak yg lagi sibuk buka-buka kartu yg baru dia beli sambil nunggu ibunya yg lagi sibuk buka-buka baju dalem.
Waktu liat itu anak sibuk milih kartu bergambar naruto, saya jadi ingat jaman dulu. Dulu itu tiap kali sekolah nggak ketinggalan yg namanya beli kartu bergambar. Dulu itu jamannya gambar pendekar ulat sutra. Beneran! Jaman film kolosial cina itu. Jadi belinya banyak... Punya saya ada segepok sendiri *coba gepokannya duit*. Cara mainnya ya cuman main kompak, main tinggi-tinggian nomor, atau main kartu seri.
Haaaah, jaman dulu. Sekarang nggak tau pada ke mana itu kartu.
Ini... Sebenernya saya mau bahas tentang kartu yg dipegang ni anak. Tolong abaikan hal-hal yg anda liat selain anak kecil dan kartunya ya. Terutama yg warna warni di depannya. Maaf kalau mengganggu mata pembaca sekalian.
Tiba-tiba ingat Eva, Dina sama Dewi. Mereka lagi apa ya? Para ibu-ibu itu lagi apa?
Dulu pernah lagi musim mangga, punya dina banyak buahnya. Pulang sekolah kami mampir. Gelar tikar di bawah pohon. Eva naik pohon ambil mangga yg masih mentah. Dewi ngupas, dan saya bikin sambelnya.
Waktu itu rame, cekikikan teriak-teriak nggak jelas. Jaman eva masih dijuluki Bakabon! Itu 9 tahun yg lalu..
Uhuhu... kangen kalian T.T
"Ma, kenapa ngga Muhammad Azka aja?" Kata saya
"Nggak tau tu"
"Kepanjangan!"
Kemarin sore waktu leha-leha di teras samping habis pulang kerja, mama dapat kabar kalau tetangga saya mbak Tuti meninggal. Kita bertiga *Azka juga ikutan dong* langsung ke TKP.
Awalnya cuma karena benjolan di atas dahi sebelah kiri. Makin lama makin besar. Katanya sih daging tumbuh, tapi lama-lama besar dan mata kirinya makin kabur. Akhirnya periksa ternyata tumor. Dan saya nggak tau gimana jadinya bisa jadi kanker *kata orang-orang kanker*.
Sudah dioperasi, jadi kepalanya sedikit agak cekung. Efeknya bikin kaget. Mbaknya nggak ingat siapa pun, kecuali anak terakhirnya. Stroke sebelah kanan. Tapi lama-lama bisa ingat sih, bisa juga jalan. Tapi yaaaa aneh, agak kayak anak kecil. Sudah beda, kata mama kayaknya nggak bisa normal lagi.
Nggak lama setelah lebaran dia masuk rumah sakit lagi. Kepalanya yg cekung jadi gede, ada cairannya. Jadi mau dioperasi lagi trus dimasukin selang biar airnya bisa dikeluarkan. Saya sama sempet jenguk, rumah sakitnya di banjarmasin.
"Ma, belok atau enggak?"
"Lurus aja rasanya. Kamu tau Duta Mall kan?"
"Aaaah lupa! Kan dibonceng terus"
"Lurus kok... rasanya"
*judulnya sama-sama buta daerah Banjarmasin*
Waktu sampai sana mbaknya udah males ngomong males makan. Kurus! Dan terakhir sebelum meninggal katanya masuk ICU. Tangannya diikat karena ngelepas Infus sama selang. Semangat hidupnya nggak ada kata saudaranya.
Anak yg paling kecil masih umur 4 tahun lho. Yg gede 15 tahun, dan yg tengah 8 tahun. Kata mama ;
"Hah Rizka umur 4 tahun masih"
"Tapi Jumat ma ninggalnya. Bagus aja kata orang"
"Iyo. Ah bagus lagi bapakmu! Jumat pas zuhur pas orang pada sholat"
"Iya orang pada sholat bapak nggak sholat ..."
"Iya malah disholatkan hahahaha"
*obrolan antara ibu dan anak yg nggak jelas*
Semoga amal dan ibadahnya diterima di sisi Allah.
Heran. Kenapa ada orang yg suka mutihin muka. Muka aja gitu. Cuma bagian mukanya. Pas tangan deket sama muka... diaaaaarrrr! Black and white atau brown and white.
Aneh tau
Heran. Sama orang yg malu kalo kendaraannya pakai kaca spion lengkap kiri kanan. Katanya nggak keren. Mulai kapan selamat diliat dari keren? Ada temen yg bilang
"Malu... masa kendaraanku berdoa". Yang anehnya lagi ada orang yg pakai spion lengkap tapiiii nggak dipake. Diarahkan ke bawah atau atas. Kalo mau belok cukup tolehkan kepala. Apa gunanya punya spion?
Aneh tau
Ada langkah kaki dari belakang. Siap-siap untuk bilang "nggak usah". Ternyata langkah kakinya belok.
Ada aduan lisan, yg harapannya direspon dengan sebuah nada "kasihan". Siap-siap untuk aduan lisan lainnya. Ternyata nggak ada respon satu pun.
1 jam kemudian dari jam 1 itu jam 2. Perlunya 1 jam sebelum jam 2. Tapi datangnya 1 jam kemudian dari jam 1. Apa yg kalian pikirkan?
Sore panas, silau. Ada tetesan air. Sama 4 tahun yg lalu.
Saya nggak suka basa basi.
Itu suatu hal yg awalnya spesial, sangat spesial. Tapi karena suatu "keharusan" hal tersebut menjadi suatu rutinitas biasa. Menjadi kewajiban yg hampir setiap hari dikeluarkan.
Tersirat kalau makna aslinya hilang. Bisa dibaca kalau itu sekedar basa basi. Iya, basa basi yg dipikir spesial, padahal mematikan semua syaraf!
Kemarin itu hari kemerdekaan lhooo. Saya nggak upacara sih, tapi saya memperingati dengan cara... Berjualan ayam sebanyak mungkin, lomba makan ketupat sayur sama Mada, potokopi berkas sebanyak-banyaknya hahahahaha..
Om saya lain lagi. Mau pasang bendera di depan rumah, ambil laptop trus nyalakan lagu Indonesia Raya. Anaknya pada nggerek bendera. Hmmmm jiwa nasionalismenya sangat sangat sangat terasa ya..
Nah kalo yg ini anak pak Rt cantik *sesuaipermintaan*, kekuatannya terasa! Terbukti juara dua, dapat hadiah gelas yg masih ada harganya.
Merdeka!
Mau pamer makanan dihari lebaran kemarin. Hehehe
Mama masak sambel goreng kentang, ayam goreng tepung, bakso, sama opor dan lontong.
Kue lebaran berhubung toples lupa diambil dari rumah bude, jadi pake itu yg warna warni. Haah jadi gak bagus!!
Masih suasana lebaran pertama, waktu Doni sama Marshall datang ke rumah. Mereka datang agak siangan, waktu mbak Muni datang ke rumah juga. Saya sama mbak Muni masuk kamar, mbak Muni ngeluarin duit lima ribu 4 lembar.
"Don, sini... Ini buat kamu!"
"Makasih.." katanya cengengesan.
Adeknya liat. Karena ngerasa nggak dikasih dia nagih sama saya.
"Adek mana?"
"Hah. Oia bentar"
Berhubung pengen kasih banyak jadi saya kasih sepuluh ribu baru satu lembar.
"Nih dek"
"Kenapa cuma 1 lembar?"
"Hah.. oh yayaya sini" saya ganti lima ribu dua lembar.
"Kenapa cuman dua?"
"Hah? Iya iya.." saya ambil 1 lagi.
"Naah gitu!"
Pas mau pulang dia denger masnya dapat 5 lembar.
"Mak kurang.. Adek mau 2 lagi"
"Oia..."
Kelakuan Marshall itu! Haduh...
Selamat hari raya idul fitri semuanya.
Hari raya pertama mama sudah wanti-wanti dari malam:
"Pokoknya besok kita setengah 7 berangkat ke lapangan!"
Setiap tahun kami pasti telat sholat Ied. Orang sudah pada berdiri baca niat, kami sibuk lari-lari. Sibuk pasang koran, sibuk pasang mukena, sibuk atur napas!
Kalo kemarin enggak lho... Kami santai! Saking santainya belum ada mobil atau kendaraan lewat. Waktu lewat rumah mbak Muni:
"Kok sudah berangkat? Kan masih lama"
Sempet pengen pulang, tapi kami jalan terus.
Sampai lapangan kami dapat tempat di depan. Sumpah selama saya hidup sampe umur 18 tahun ini, baru sekarang sholat Ied di depan. Dan azka ikut sholat, nggak terlalu rewel.
Haaaaaiiiii.. saya lagi buka puasa. Buka puasa terakhir di Ramadhan tahun ini. Hehehe, sueneng buanget..
Sebelum buka saya dapat kata-kata;
"Terimakasih ya.."
Cuman terimakasih aja sukses bikin saya mberebes mili. Nggak nyangka dikasih kata-kata itu.
Terimakasih kembali..
Heiiiii, kalau kamis lebaran malam ini sholat teraweh terakhir dong ya. Ehmmm, tadi sih orangnya lumayan banyak. Biasalah kalo tempat saya itu pas awal puasa langgar jadi penuh, pas besok akhir puasa juga penuh.
Untung tadi mbak muni bawa HP jadi saya bisa kasih liat kondisi di dalam huehehe.
Di situ saya ada poto kain pembatas antara laki-laki sama perempuan, kan? Nah coba fokus sama lubangnya. Dulu lubang itu nggak segede itu lho! Tapi karena diuwek-uwek sama ibu-ibu termasuk mbak muni, jadi makin besar deh. Saya juga nggak tau apa yg mereka intip. Seneng banget intip-intip. Kalau ada yg cakep gitu, ini...
Yak, selesai deh terawehnya. Insya allah tahun depan ketemu lagi sama Ramadhan ya Ya Allah. Kami sekeluarga kumpul dan lengkap. Aamiin Ya Allah..
Kalau puasa gini, asiknya main kembang api. Saya niat beli kembang api mulai kemarin. Sayangnya niatnya nggak ada kemajuan. Cuma niaaaat aja, nggak ada move nya hahaha.
Jadi inget jaman dulu, jaman main kembang api. Waktu saya masih SD mama pasti beliin buat kita berdua. Setiap pulang teraweh kita nyalakan di depan rumah.
Biasanya mama beli yg pendek. Saya paling takut kalau percikannya kena tangan. Jadi mama pasti ambilkan batang singkong, trus kembang apinya ditancepin jadi panjang deeeeh hahaha. Tangan saya aman dari percikan apinya.
Cara lainnya, dulu di depan ada pohon bougenvil lumayan besar. Tapi selalu dirapikan, jadi kayak bonsai gitu. Naaah, kembang apinya dicantelin deh di dahan-dahan pohon. Dinyalakan bareng-bareng, bagus! Bagus banget!!
Nanti rencananya mau beli waktu Doni tidur di rumah. Semoga bukan cuma rencana deh hahaha...
Akhirnya tadi pergi ke ulin, kangen Marshall. Waktu Marshall duduk di atas kursi, mau turun kehalang sama mama. Dia bilang :
"Mak, minggir!"
"Heeeh.. permisi, gitu!" Kata saya
Waktu mau naik ke atas kursi lagi, dan masih kehalang mama. Dia bilang :
"Permisi, mak.."
***
Habis bukaan kami bertiga main petasan di teras rumah. Petasan habis, saya masih duduk di teras. Si Doni bawa sapu di pundaknya. Saya kira mau apa, ternyata dia nyapu kertas bekas petasan yg kita mainin tadi.
Adekku pinter-pinter.. hehe
Hari ini ngeliat orang jujur. Ngembalikan kembalian yg kebanyakan, walau cuma seribu aja.
Jadi inget, dulu juga pernah dapat kembalian yg kebanyakan. Situasi keuangan sedang sangat-sangat krisis. Dan setan-setan pada bilang
"Nggak usah dibalikin. Lumayan kan buat jajan. Salah tu orang juga nggak hitung yg bener"
Sempet saya iyakan, saya nggak mau ngembalikan. Tapi rasanya nggak enak. Takut! Akhirnya besoknya saya balikin tu duit. Haaaaaah
Saya nggak bermaksud sombong ya, cuma mau cerita. Kalau mau sombong soal saya manis sih.. pasti!
"Lagi ngapain, tika?"
"Lagi main Sudoku"
"Apa itu?"
"Asah otak. Biar tambah pinter, biar bisa nindas ... !"
Siang kemarin sebelum saya pergi ke Bank, sebelum mas Aan pergi Jum'atan.
"Hari ini sedekah segini aja ah.. " kata mas Aan sambil pegang duit 2 lembar.
"Kalo mau sedekah mending banyakan mas, hasilnya insya allah banyak" kata saya
"Maunya tik! Tapikan kalo sedekah tapi akhirnya nggak bisa makan, nggak boleh juga kan?"
"Iya sih.. "
"Tapi kuakui tik, sedekah berapa aja pasti baliknya banyak. Ada aja gitu. Kayak misalnya aku mau vaksin si chiyo, ada aja uangnya tapi bukan uang bulanan. Ada aja rejekinya"
"Iya.. aku juga sering gitu"
"Tapi kalo nunggu kapan balasannya datangkan nggak nentu! Trus rasanya mau sedekah banyak itu di hati, gimanaaaaa gitu. Kan?"
"Iya maaaas... hahahaha"
Yap, susyeee buat nenangin hati kalo sedekah banyak itu insya allah bagus buat kita.
"Tadi jumatan aku ngasih 5000 ribu. Bener kata kamu de, malamnya ada yg ngasih 100 ribu!"
Hmmm, uhuk nabung!
Sahur pertama! Pasang alarm jam 4.05, tapi bangun jam 4.00 gara-gara HP doni bunyi terus. Alarm saya nggak laku, hahaha. Oia belum bilang makasih..
Ya allah, makasih ya tahun ini sekali lagi kami sekeluarga dipertemukan lagi sama bulan Ramadhan. Azka juga ketemu Ramadhan lagi. Kalau tahun kemarin di dalam kandungan, sekarang di luar sambil nyemil tempe goreng tepung. Semoga tahun ini penuh berkah, semoga tahun ini lebih baik.
Oia, kalau ingat puasa saya jadi keinget jaman sekolahan. Pasti dapat buku bimbingan puasa dari guru agama. Puasanya dicatet, sampe ke teraweh pun dicatet. Males buanget! Tiap selesai teraweh grasak grusuk ngejar imam, bingung namanya siapa, bingung nyatat judul ceramahnya apa!
Sebenernya alasan utamanya karena saya males teraweh sih, hahaha. Nggak sampe situ aja malesnya. Kalau sholat Ied disuruh catat juga apa isi ceramahnya, siapa imamnya. Jadi pasang telinga lebar-lebar! Kalau nggak denger nama imamnya, mulai deh mengarang indah!
Ah waktu sahur masih 21 menit. Yg di sana sudah tidur lagi. Saya tidur juga aaaaah.. Selamat berpuasa!
Besok puasa Ramadhan pertama lho. Kebiasaan di rumah saya sih, pasti pergi ke kubur babe sore-sore gitu. Lumayan jauh, ada di seberang jalan raya.
Waktu kecil, waktu saya belum dapat jatah baca yasin saya suka ngeliatin kuburan sebelah menyebelah. Saya liat namanya, tanggal lahir dan tanggal meninggalnya. Dulu sih nggak ada takut-takutnya sama sekali. Saya cuek aja baca nisannya.
Sekarang lumayan merinding kalo disuruh gitu lagi. Tadi cuma sempet baca beberapa nama nisan sambil jalan. Ada yg namanya Slamet sama Kemis. Bersebelahan, kuburan bayi dan nggak ada tanggalnya sama sekali. Ada Lahuri, lahir bulan mei 90 meninggal bulan agustus 90. Hei, beda 2 tahun sama saya. Kalau dia masih hidup pasti sudah 23 tahun.
Fiuh, selamat menunaikan ibadah puasa semuanyaaaaa. Sebentar lagi teraweh pertama nih. Saya sama ibu guru bikin ulah apa lagi ya? Hmmm
Ada adonan kue yg membantatkan diri di rumah mulai tadi siang. Hahaha, mama nggak tega ngeliat adonan yg tergeletak tak berdaya di dalam wajan. Kera, dingin, nggak ngembang sama sekali.
Akhirnya inisiatif mama, tu adonan dibikin bulet kecil, dicetak pake garpu. Aha, si gentong ikut membantu.
Saya lagi tergila-gila sama lagunya Jason Mraz - i won't give up. Awalnya sih langsung meleleh denger suaranya sama akustikannya. Trus ngedenger lirik i won't give up on us! Caelaaaah, ke mana aje baru denger sekarang? Hahahaha...
Sehabis download, saya dengerin berulang kali dan cari liriknya. Ada liriknya yg ngingetin saya sama beberapa orang.
When you're needing your space
To do some navigating
I'll be here patiently waiting
To see what you find
Kesannya waktu itu mereka bilang ke saya
"Oke, kalau itu mau kamu. Nggak apa-apa, aku ngerti".
Besoknya waktu saya sudah pasang tampang sok iye nggak ada beban masalah karena jenuh hilang, mereka bilang
"Sudah? Kemarin kenapa?"
Waktu saya nggak mau cerita, mereka juga bilang
"Ya sudah nggak papa" sambil senyum.
Hebat kan? Mereka orang-orang hebat yg ada di sekitar hidup saya. Kayaknya sih saya yg keterlaluan sama mereka. Hahaha
Makasih yaaa
Hari ini suasana desa sutiko sedang mendung. Mendungnya dibikin sendiri sih. Fiuh..
Oia, tadi siang saya, mbak Ani, jeng Mada dan kepala produksi yg selalu sumringah pak didi, pergi belanja buat parcel. Puasa juga belum start, udah belanja parcel? Hahaha. Ehm.. habis duit empat jeti!
Ini kerjaan mbak Ani, poto-poto dikala tidak ada yg memperhatikan. Ada poto tante mada yg lagi ngambil sarung-sarung yg berjatuhan, dibantu oleh mas-mas hypermart. Hmm poto saya candid banget. Cobaaa aja pria tampan yg ngebidik *uhuk*.
Tadi sore liat drama korea. Ada adegan si cewek yg lagi nangis dalam mobil, berusaha nguatin diri supaya nggak nangis, tapi malah tambah nangis.
Yap, saya pernah gitu. Ehmm bahasa lain dari terlalu pernah itu, sering ya? Hahaha.. Bedanya saya nangis sambil naik kendaraan.
Ngebut, air mata ngalir deres. Bilang sama diri sendiri :
"Tika nggak papa. Tika nggak papa. Tika nggak boleh nangis! Nggak boleh"
Tapi yg ada malah semakin nangis. Air matanya makin deres, ingus ke mana-mana. Narik napas yg dalam supaya lega, malah tambah nangis. Sampai harus pukul-pukul dada supaya sedikit lega.
"Kamu gitu juga? Ahahaha sama! Aku juga nangis di kendaraan sambil tutup helm"
"Iyaaaa.."
Itu obrolan dari 3 orang yg waktu itu duduk di depan saya. Saya diem aja, padahal saya juga kayak mereka. Bahkan salah satu dari mereka yg bikin saya nangis bombay di atas kendaraan. Dan bilang lagi pilek waktu ada orang ngeliat mata saya sembab.
Dulu saya itu pendiem, diajak ngobrol orang cuma senyum. Kalau ada tamu ngendon di kamar. Kalau diajak namu ke rumah orang, cemberut minta pulang.
Sekarang saya itu cengengesan, blingsatan, ngoceh, pengomelan, ketawa ngakak, sok deket, sok kenal, sok iye.
Mbak muni ada ngebahas tentang kami! Kami yg sekarang berubah jadi nggak tau "malu". Seandainya mulai dulu kami begini, mungkin jaman SMA nggak akan terlalu ngebosenin.
Hei... dulu itu yg namanya suka sama cowok cuman berani lirik doang. Trus akhirnya bisa ditebak, mereka bilang "bye" tanpa nengok! Hahahahaha
Ehmmm.. seandainya dulu itu saya seberani sekarang, apa jadinya? seandainya dulu saya bilang suka sama dia, apa jadinya? seandainya dulu pikiran saya kayak sekarang, apa jadinya?
Fiuh, kata mbak muni seandainya ada mesin waktu dia mau balik ke jaman SMA itu! Kalo saya? Seandainya ada mesin waktu, saya pengen datang ke jaman saya masih kecil. Masih umur kurang dari 2 tahun. Nggak ada yg pengen dirubah, sih. Karena memang nggak bisa dirubah. Cuma mau liat "keadaan".
Saya lagi nonton acara yg bikin sedih. Orang-orang yg *maaf*, nggak mampu dalam hal fisik atau finansial.
Hari ini tentang anak kembar yg ditinggal orang tuanya. Bukan meninggal, tapi bapak ibunya sudah cerai dan masing-masing sudah nikah. Mereka tinggal di jakarta, anaknya ditinggal sama neneknya. Mikir apa tu orangtua? Mbikin aja doyan ngurusnya ogah! *amit-amit jangan sampe*.
Anaknya itu jualan gorengan keliling kampung. Dibayar masing-masing Rp.2000,-. Ini yg bikin saya kepikiran. Empat ribu, dapat apa? Nasi bungkus minimal Rp.6000. Kecuali beli mie instan. Tau nggak? Saya nganggap empat ribu itu nggak besar. Jajan saya lebih dari itu. Buat saya itu kurang, buat mereka itu harus cukup.
Ya Allah, makasih ya saya masih dikasih rejeki yg lebih ini, hik. Walaupun nggak sebesar pendapatan para bos sekarang *nantinya pasti bisa!*. Haaaah kudu sering liat beginian. Bukan cuma untuk bilang "kasian.." atau cuma sekedar nangis sesenggukan. Tapi buat kita bersyukur, buat kita "nunduk". Masih banyak yg nggak seberuntung kita.
"Mulai kapan?"
"Umur 2 tahun"
"Maaf.."
"Nggak papa, aku nggak pernah nangis kok. He.."
"Cobaan, nggak papa"
"Iya memang nggak apa-apa"
Besok puasa nisfu lhoooo, dan saya libur untuk tahun ini. Saya nulis postingan ini waktu orang-orang pada sholat magrib di mesjid dan lagi baca Yasin.
Yap, baca Yasin setelah sholat magrib kalau di mushola sebelah rumah itu 3 kali baca dan niatnya beda-beda. Imam yg mimpin itu cepeeeet banget bacanya. Mereka sudah hampir mau akhir, saya masih di tengah-tengah. Mereka sudah baca Yasin untuk yg ke 3 kali, saya baru selesai baca untuk yg ke 2 kali. Saya emang lambat bacanya haha ampun deh. Dan saya nggak pernah bisa baca 3 kali!
Buat yg puasa besok, selamat berpuasa yaaaa. Semoga tahan sama semua godaannya, dan pahalanya full. Amiiiiiin... Yg saya titipin doa, makasih ya huehehehe.. semoga doanya nggak ngantri panjang biar cepat terkabul.. hoyyaaaaaaa
Dulu dia nangis di sebelah saya. Saya cuma dengerin sambil nepuk-nepuk bahu dia, sepelan mungkin. Dia cerita banyak, ada ketawanya ada nangisnya.
"Tika... kamu jangan liatin aku gitu"
"Habis.. aku nggak tau mesti ngomong apa"
"Aku aneh, ya?"
"Nggak. Kalo mau nangis aja lagi, biar lega"
"Tika nih.."
Dia nangis lagi, nggak perduli banyak orang lewat ngeliatin kita. Dia cuek, saya yg tadinya malu jadi ikutan cuek.
Hey, coba kamu di sini. Tolong pindah posisi. Tepuk bahu saya, sepelan mungkin.
Panassss, buka jendela anginnya sueger banget. Jadi inget masa-masa masih kemah dulu. Jam segini itu jamnya pulang dari jurit malam. Jamnya muka berminyak, badan lemes lesu, rambut lepek, dan jantung lemah!
Rasanya balik ke tenda itu seneng, kayak liat makanan enak. Rebahan di atas terpal yg banyak batunya, udah berasa di kasur empuk. Tidur sambil pelukan sama temen juga berasa meluk guling *bagi temen saya - saya kayak guling -*.
Haaaah, jurit malam itu nyeremin ya! Apalagi kalau jalannya sendirian, nggak bawa senter, dan kakaknya pada kesurupan *baca: teriak*. Katanya ngelatih keberanian. Mana? Buktinya berkali-kali jurit malam saya tetep takut ke kamar mandi sendirian kalo malam. Hmmm...
Beberapa hari ini kantor suka mati lampu. Mbak Esty selalu naik tangga bawa lampu, kayak jurit malam hehehe.
"Mbak esty.."
"Hmmm.." naik tangga pelan
"Mau jurit malam ya?"
Haaaaah, tulisan apa sih ini. Ayo tika, nanti kita beli eskrim! Jangan ditunda lagi, nanti makin numpuk! Hoyyyaaaaaa
Semua orang pasti pengen dilihat keren, bangga, bagus, atau wah di mata orang lain. Waktu ada orang bilang
"Waaah hebaaaat!" Atau
"Kereeeen"
Pasti kita seneng, kan?
Doni pertama kali karate, sabuk putih. Malam tahun baru waktu dia nginep di rumah saya, saya suruh dia ajarin saya jurusnya. Malu-malu, tapi waktu saya bilang "hebaaat" dia senyum-seyum gitu. Trus dia peragakan cara dia ngebanting lawan. Yap! Lawannya saya, dan saya dibanting! Dari sorot matanya sih dia senang.
Marshall ngobrol soal tinggi badan sama saya.
"Adek tingginya 175"
"Hah, mbak ika aja 165 dek.."
"Adek 175"
"Bohong, adek itu tingginya cuma 75 mbak ika.." kata doni.
Dengar dari ibunya, si marshall nggak mau dibilang pendek. Waktu daftar sekolah, calon gurunya bilang kalo dia itu pendek dan si ibu nggak percaya dia 4 tahun.
Akhirnya mbak mamik bilang;
"Makan yg banyak ya, biar tinggi"
"He eh"
"Woo adek mau tinggi kah?"
"Iya. 175"
"Oh, tinggi dari mbak ika"
"Iya mbak biar baris di depan ya" kata mbak mamik.
"He eh"
"Pinter adek mau makan.."
"Iya..." matanya senang!
"Jadi makin rajin..."
"Kalo nggak ada aku nggak rajin? Itu urusannya sama tuhan"
"Bukan gitu..."
Hmmmm... saya ya? Saya jadi inspirasi anda? Bagus deh, asal positif. Hoyaaaa!!
Tadi siang, panas-panas, saya dapat whats app dari wanita yg bernama Adethia Pratiwi. Wanita yg baru saja melangsungkan ulang tahun ke 26 pada tanggal 17 Juni! Yayaya, saya tau dia memang tua. Sudah deh nggak usah dibahas, kasian dia *uhuk*.
Dia bilang dia chatt pacarnya gini nih :
Lebih banyak orang yang sukses setelah menikah, daripada yang menunda menikah karena alasan ekonomi~mario teguh~
Dan jawaban pacarnya cuma "wkwk". Hahaha, saya setuju sih kalo dengan menikah rejeki itu insya allah bertambah. Denger ceramah pagi-pagi waktu dulu, katanya menikah salah satu pembuka pintu rejeki *iya nggak sih? Semoga nggak salah denger".
Memang banyak orang yg takut nikah karena alasan DUIT! Takut nggak bisa ngasih jujuran yg pas lah. Takut belum bisa kasih nafkah lah. Nggak bisa dipungkiri sih kalau urusan duit itu bisa bikin happy dan bisa bikin putar otak!
Tapi, kalau memang sudah niat lanjut aja deh. Nikah nggak mesti pake resepsi yg mewah kok. Kata orang yg penting ijab kabul khidmat! Kenapa kata orang bukan kata saya? Karena saya belum menikah.... saya kan masih kecil!
Hey wanita! Semangat-semangat! Pasti ada waktunya mr. Joko mengiyakan. Nunggu die nabung yg buanyak dulu, hohoho
Kemarin-kemarin si Mada bawa oleh-oleh coklat sama kacang arab. Si Atikah nyeletuk
"Iiih kacang senyum.."
saya langsung noleh.
"Memang itu kah namanya?"
"Kata mamaku kacang senyum, kan kayak senyum tik.."
Oke sudah sempet lupa tentang nama itu kacang. Mas aan datang dari Bank
"Eh, ada kacang ketawa" kata dia
"Kata atikah kacang senyum, mas"
"Kacang ketawa ini. Coba liat kayak ketawa kan?"
Oke-oke, sekali lagi saya sudah lupa sama nama itu kacang. Nggak lama pak Andi sama mas Hendra datang. Pak andi heboh sama sepatu barunya, mas hendra heboh sama kacang di atas meja saya.
"Apa ini tik?"
"Kata atikah kacang senyum, kata mas aan kacang ketawa".
"Kok aneh betul?"
"Makan aja.."
Dia makan hampirrrrr semuanya.
"Enak, tapi susah betul dibukanya"
"Makanya kamu cari yg ketawa. Kalo mingkem susah.." kata mas aan.
"Enak ya. Ini sih bukan kacang ketawa, tapi kacang pelit. Susah betul dibukanya.." sambil makan terus, terus aja ngomel.
Hmm.. sekian lama cuma tau makan doang. Baru sekarang tau nama itu kacang. Oia, ini poto minta sama tante Mada. Niatnya saya mau poto kacang yg saya bawa pulang. Nggak sadar ternyata sudah saya habiskan sebelum ada poto yg sempet diambil. Hmmmmm...
Makasih ya tante mada agustina, hahaha ini kucantumkan namamu sebagai fotografer. Potonya bagus, rapih bener.. berasa liat poto makanan di buku resep.
"Kalau kamu pernah?"
"Enggak. Kenapa, mau nyuruh aku juga gitu? Jadi suami dulu baru aku nurut!"
"Nggak papa kok. Pake atau enggak yg penting pribadinya bagus"
"Iya pribadiku baaaiiiiikk!! Anda beruntung mendapatkan saya.."
"Bukan beruntung. Tapi sangaaaattt beruntung sekali.."
Ini... apa ya? Anggap ini fiksi. Apa itu fiksi? Hah? Hmmm.. laper, nggak bisa mikir. Ini guyonan dari dalam otak.
SKIP!
Saya benci rasa takut. Katanya ketakutan itu harusnya dihadapi. Jangan terus dihindari. Karena mau nggak mau kita harus damai sama rasa takut itu sendiri. Satu hal yg saya takuti, saya hindari pelan-pelan, dan ketakutannya bercabang jadi 10!
Kamu nggak tau seberapa takutnya saya sama situasi itu! Kamu nggak tau seberapa takutnya saya buat hadapin semua itu! Tapi kamu tetap cher up, meskipun nggak tau yg saya bahas itu apa.
"Pasti bisa de!"
Sedikit lega, cuma 10% sih. Kata Tyo :
"Mbak, tuhan itu tau mana yg kita perlu dan mana yg kita butuh"
Iya yo', saya pikir ini perlu. Ternyata ini butuh.. makasih
Hari Minggu ini jadwal saya sepadet kue bantet! Dari jam setengah 10 pagi, saya pergi ke undangan pernikahan temen mbak Muni.
Undangan yg pertama itu lama karena jam 10 lewat itu masih acara temon! Acara pertemuan pengantinnya, adat jawa. Akhirnya kita nggak sanggup kalo mesti nunggu acara itu kelar. Yap, kita cabut!
Undangan yg ke dua, aje gileeee. Yg punya gawe bapaknya sekda kabupaten banjar. Bisa dibayangin dong, di mana-mana mobil, penuh orang, penuh makanan juga sih. Tapi satu yg lagi-lagi gak nahan. Mau salaman sama pengantin aja pake acara antri kurang lebih setengah jam! Lagi saya suruh bayangin, berasa ada di pom bensin tau gak.
Trus kita pulang, prepare buat ke pasar Martapura. Yap, panas jam satu siang kami berangkat. Keliling cari celana panjang buat mama, makan, trus lanjut ketempat selanjutnya yg ada baiknya dirahasiakan hahaha..
Sampe rumah itu jam 4 lewat 10. Mandi, sholat, makan, dan pergi lagi ke ulin! Fiuh.. rasanya kaki saya sudah nggak napak tanah. Cuapeknya nggak nahaaaaan. Kayak habis ngejar cowok cakep, trus dicuekin! Capek, kan?
Tapi agak sedikit hilang capeknya gara-gara liat terong tanaman Doni berbuah. Rasanya ikutan seneng. Seger gitu ngeliat bunga sama buah kecilnya. Si Marshall saya suruh action deket pohonnya.
"Hari ini capek nggak, dari jam 10 jalannya?"
"Bangeeeeeet!!"
Heee, he he he
"Lo kudu betapa biar bisa berdamai sama diri lo sendiri.."
"Iya.. gue mesti nambah ilmu kejiwaan. Jiwa gue sengklek.."
Makasih lo jeng, sedikit banyak anda membuat "mata" saya melek lagi. Saya memang butuh sendirian beberapa waktu. Rileks mata, tangan, dan pikiran. God, sudah lama saya nggak tidur jam segini.. Mau tidur cantik, ah.. selamat malam semuanya.... Mimpiin saya ya..
"Sakit kah, tik?" Kata mas Ade
"Iya.. pilek sama asma"
"Oh, punya asma juga kah?"
"Iya.."
"Asma itu gak bisa kena dingin.."
"Iya, tapi sering kalo batuk mas.."
"Aku juga, kalau malam dingin sering tuh.."
"Kalau kecapekan juga.." antusias
"Iya. Itu lho aku minum obat apa ya namanya.." dia mikir
"Apa?" Kata saya sambil pegang larutan dapar.
"Kecil obatnya..."
"Salbutamol?"
"Iyaaa.. minum itu langsung napas itu lega.." *sumringah*
"Iyaaa bener.. enakkan"
"Ada juga yg mahal apa gitu namanya.. enak juga, tapi 25 ribu"
"Oooh... dari pada gak bisa napas.."
"Iya.."
Rasanya seneng ada yg tau perasaan bisa napas lega itu Waaaooouuu banget!!
*hih! -nendang tembok-*
Grooooaaaaaarrrrr!! Bukan jam 1 dini hari... ini jam 10 malam! Ngek!!
Hampir jam 12 malam, tanda-tanda ngantuk belum ada sama sekali. Sambil denger lagunya Damien Rice, The Blowers Daughter.
Pertama denger lagu ini, saya langsung diem. Musiknya, nadanya itu lho.. dan cara nyanyikannya, dalem.
I can't take my eyes of you..
Bawaannya pengen merem sambil senyum-senyum kalo lagi dengerin. Lagu galau sih, yayaya...
Heeeey.. gak bohong, kan? Ikuti kata-kata saya ya, seterusnya, sampe anda bosan, bosannya semoga ditahan sama Tuhan sampai waktu yg ditentukan!
Perkenalkan, saya monster bersungut panjang.. Yang hampir semua kata-katanya tersirat. Groooaaaaaarrrr!
Sore-sore, saya buru-buru masuk mini market. Pilih-pilih barang yg bagus, warna oranye, tapi tetep murah, huehehe... Trus saya bayar ke kasirnya. Si embak nyapa :
"Tiga belas ribu, ibu.."
*IBU? Tampang ayu dan belia ini dipanggil ibu?*
"Nggak usah diplastikin mbak.." kata saya sambil nyodorin duit pas.
"Oh, mau langsung buat dot anaknya ya?" Senyum ramah..
"Hah? Enggak.. buat kucing saya mbak.."
"Oh... maaf saya kira buat anak"
"Makasih mbak... " ngeloyor keluar.
Sore-sore lagi, saya buru-buru ke toko deket lampu merah.
"Mbak, ada empeng buat dot?"
"Ada, yg M atau yg L ?"
"Hah?" Tampang bego
"Kalo L lubangnya besar.."
"Oooh, iya deh yg L aja. Biar gampang nyusuinnya, buat kucing juga.." sambil ngubek2 dompet.
"Oh, buat kucing ya?" Siembak tampangnya lebay..
"Iya.. ibunya gak mau nyusuin mbak"
"Oooh..."
"Jadi saya kasih dot.. blablabla.." antusias 100%
"Ooh, kucing ras ya?"
"Hah? Kampung mbak.."
Rasanya seketika suasana jadi lempeng. Lempeeeeeeng banget. Haaah, cat village... Tapi saya sayang kok,..
