Saya lagi observasi diri sendiri. Selama beberapa minggu ini, saya pikir orang yg salah. Karena menyalahkan orang terus-terusan, saya jadi capek terus-terusan.
Semenjak saya jadi marketing, batere hp saya tahan lama. Bahkan untuk sampai ke malam haripun berlebih. Dan saya mulai "lupa" dengn hp di jam kerja. Ada beberapa bm masuk yg saya abaikan untuk beberapa menit atau beberapa jam kemudian. Terkadang saya mulai muak dengan hp yg bunyi terus-terusan. Dan saya hampir nggak pernah lagi bilang "HP SAYA SEPI".
Saya mulai nyaman, saya tau perasaan yg lain. Ternyata gini toh kalau repot.
Ah ide saya keganggu sama orang tua yg nggak berani bilangin mantunya buat ngerokok di luar.. Mungkin dia lupa kalau saya punya asma.
Mas usup pernah bilang kalau saya cerewet, pinter dan nggak bisa diem. Waktu marah dia bilang saya jauh lebih pinter dari dia, dan dia nggak tau apa-apa.
Terkadang balas dendam itu asik. Terkadang kasih kata-kata jutek ke orang juga asik. Ada orang yg pernah curhat ke saya, dia sedih.. karena nggak terlalu suka dengan ide dia, maka saya jawab
"kenapa nangis, bukannya kamu yg milih? Nggak usah nangis!"
Saya nggak tau seberapa sakit kalimat itu, sampai suatu saat kalimat itu saya dapat dari dia! Yah, sakit banget!
Saya 26 tahun, dan kata mbak Esty jangan jadi anak kecil terus. Mau nikah harus belajar masak, dan urus suami. Saya kira calon saya bisa urus diri sendiri. Dia kerja keras, bisa masak, dan pintar bersih-bersih rumah. Sampai suatu saat dia bilang ke saya
"Nanti kalau nikah kamu urus mas pagi-pagi sebelum kerja"
Bayangan saya, saya harus masangin dasi dia tiap pagi. Kayak yg ada di kabhi kushi kabhi gam itu..
"Keperluan mas kerja disiapkan. Mas pasti pulang cepat"
Disini saya baru mikir, kamu lebih siap berumah tangga dari pada saya mas.
Saya orang yg penuh imajinasi. Setiap naik kendaraan selalu ada yg saya bayangin. Saya perhatikan hal-hal nggak penting.
Saya sudah bilang belum ya? Sebenarnya saya muak jadi marketing ini. Dari beban menjadi emosi dan akhirnya saya muak. Muak yg tetap saya kerjakan tiap hari. Harus rela dibentak nenek-nenek kolot itu, atau harus rela dikatain ini itu. Tingkat stres saya belum memuncak kayak dulu.
Selalu berdoa, semoga saya bisa terus "injak-injak" dia secara perlahan.. tanpa disadari.
done..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mau protes? tulis aja!!