Rabu, 15 Juni 2016

Belajar luluhkan hatimu lewat hewan , pak!

Lahirnya 3 laki-laki 1 perempuan.

Di rumah yg suka kucing cuma saya sama mbah. Yg lain mukul, nendang, ngusir.

Hari ini saya kacau hati, muka, pikiran. Anak kucing dibuang sama papa azka. Karena tadi malam ada muntah sama pup di kamarnya. Saya baru sadar waktu mau berangkat kerja. Kenapa nggak ada anak-anak lari-larian? Biasanya mereka heboh begitu pintu sama jendela dibuka.

Setelah absen saya balik lagi ke rumah. Mbah sudah nangis sambil bilang nggak ada satupun anaknya. Haaaah.. Napas saya berat!

Pagi jam 7 bayclean ibu mereka bawa tulang ayam di mulutnya. Sambil ngeong sana sini. Saya nenenin dipta dikamar, dan ibay masuk minta elus kaki lamaaa banget. Dan saya baca komik tentang hewan yg kata-katanya bagus, trus saya capture. Baru sekarang saya sadar kalau itu tanda ya?

Saya panggil mereka sambil bawa makanan favoritnya. Saya teriak, nangis, pukul pintu kamar azka, semua kata jelek keluar dari mulut saya, untuk papanya azka.

Mereka belum makan pagi.
Mereka masih perlu ibu.
Mereka masih nyusu.
Mereka masih anak-anak.
Mereka nggak bisa berpikir kayak kita.

Saya cari mereka ditempat dibuangnya tadi pagi, dan nggak ada. Yaiyalah sudah 2 jam lebih ditempat asing. Apa mereka masih kumpul? Jangan-jangan mereka sudah pisah.

Saya harus bilang apa? Mungkin mereka kira cuman karena kucing rusak hubungan sodara. Kalau nggak mau rusak jangan lewati garis batas yg ada. Kucing itu "hiburan" saya. Sama kayak hiburan kamu kalau suka pulang tengah malam. Kalau nggak dibolehkan, apa kamu nggak marah? Percuma bicara panjang lebar sama orang yg nggak suka hewan peliharaan.

Saya sakit hati, kecewa, dan ya sudah.. Nggak bisa dibenerin lagi. Masalah yg dulu sudah saya lupakan, sekarang ada yg baru.

Go a head.. Saya dan keluarga kecil saya lebih baik menjauh. Insya allah saya bisa belajar jadi orang yg mandiri. Bisa urus anak dan suami sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mau protes? tulis aja!!